Ini ada sedikit foto dalam perjalanan kami.
Parkir yang rapi ya... (ini dah dikampungku)
Nongkrong dipinggir jalan mengharap ada gadis cantik yang lewat.
The Seri Villa
Bali Private Tour
Bali Hotel and Villa
Seminyak Villas
Ista Dewata Tour
Hidup adalah sebuah perjalanan. Perjalanan yang panjang dan melelahkan. Jalanilah hidup semestinya. Seperti perjalanan hidupku ini...
Dan semua berakhir
Aku pun terus hidup
Melayang aku di ujung benak ku
Perih yang aku cari
Yang ku akhiri
Yang membuatku hidup
Sudah berlalu biarkanlah berlalu
Maafkan aku tak kembali padamu
*)
Cinta tak akan pernah sama
Tak akan pernah bisa paksa aku
Jangan pernah berfikir itu salah
Masih banyak cinta di dunia
Dan semua berakhir
Aku pun terus hidup
Melayang aku di ujung benak ku
Perih yang aku cari
Yang ku akhiri
Yang membuatku hidup
Sudah berlalu biarkanlah berlalu
Maafkan aku tak kembali padamu
back to *)
Lihat diriku hancur karena mu
Lihat diriku berlutut di hadapmu
Lihat diriku hancur karena mu
Hempaskan aku karena dirimu
back to *)
The Seri Villas
Bali Private Tour
Bali Hotel and Villa
Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat.
Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."
Stikom Bali
Bali Private Tour
Bali Hotel and Villa
Bali Seminyak Villas Rental
Ista Dewata Tour
Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku!
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!"
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, "Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik... ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
"Good bye...."
"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"
Copyright © 2004 SUARA MERDEKA
Stikom Bali
Bali Private Tour
Bali Hotel and Villa
Bali Seminyak Villas Rental
Ista Dewata Tour
seorang pemuda. Pemuda tsb menemukan Sepotong
Kebenaran. Maka takutlah Setan Yunior tsb.
Tergopoh-gopoh si Setan Yunior berlari-lari
mendapatkan Setan Senior. Ia menceritakan bahwa
seorang pemuda yang diamat-amatinya baru saja
menemukan Sepotong Kebenaran. Tapi Setan Senior tetap
tenang dan tersenyum bijaksana, katanya :
"Jangan takut, ini persoalan mudah saja. Caranya :
kita buat pemuda tsb mengira bahwa Sepotong Kebenaran
tsb adalah SELURUH Kebenaran."
Di hari yang lain, Setan Yunior secara kebetulan
berpapasan dengan seorang bapak tua. Bapak tua tsb
TELAH menemukan SELURUH KEBENARAN. Setan Yunior takut
sekali kepada bapak tua tsb.
Suatu hari, Setan Yunior sedang berjalan2 bersama
Setan Senior, dan kebetulan lagi, bapak tua tsb pun
lewat. Setan Yunior seperti biasa menjadi 'ciut'
karena takut kepada si bapak tua, tetapi Setan Senior
tenang2 saja. Maka heranlah Setan Yunior, katanya "
Pak, itu bapak tua
Kebenaran. Bukankah dia amat berbahaya ?"
Kata Setan Senior tersenyum tenang seperti biasa,
katanya : "Nak, memang bapak tua itu telah menemukan Seluruh
Kebenaran. Dan Seluruh Kebenaran itu telah membawa banyak berkat
hikmat kebijaksanaan yang besar sekali baginya. Tapi aku telah membuat bapak tua itu menjadi terpesona akan segala berkat hikmat kebijaksanaan yang
diperolehnya, sehingga : beliau melupakan Sang Seluruh Kebenaran, yang telah
memberikan segala berkat hikmat kebijaksanaan tsb kepadanya."
Semoga bermanfaat........